Yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan

“….boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui”

(QS : Al-Baqarah :216)

Assalamualaikum Wr Wb…

Hi people? how’s life so far? sebulan nih nggak posting apa-apa, hehe.. maklum, sambil ngerjain tugas kuliah sih.. hehehe, anyway semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah dan tetap beristiqamah di jalan-Nya ya… Amin..

ouukeyyy… before I start to the point that I want to talk about, aku mau cerita sedikit nih.. hmm.. jadi, setelah tulisanku yang tidak seberapa kemarin resmi di posting di blog ini, aku mulai mendapat a huge friend requests di facebook dari orang-orang yang asalnya daerahnya macem-macem, dan hampir semuanya aku ngga kenal, plus nggak ada mutual friend nya. Well, ga ada salahnya di approve menurutku, untuk memperpanjang ukhuwah. Hampir semuanya, begitu di approve langsung message dan kebanyakann, adalah para ukhti yang ingin berkonsultasi tentang hijab syar’i. (yang tiba-tiba ngirimin puisi juga ada sih ._. ) diantara mereka,  ada yang tanya soal pengalaman pribadi selama berhijab syar’i, tantangan dan halangan,  ada juga yang minta pendapat supaya semakin dikuatkan untuk berhijab syar’i, karena sudah ingin berhijrah namun masih ragu-ragu dengan keputusannya. Terimakasih yaa untuk semua yang sudah bertanya sehingga memberi aku ide untuk menulis, karena seperti tulisan-tulisan sebelumnya, apa yang akan aku sampaikan semata-mata untuk memuaskan ke-kepo-an masyarakat Internasional.. ^^

Wahai masyarakat dunia, here I tell you, selama aku berhijab seperti sekarang, aku bisa bilang BELUM ADA yang stumble aku untuk menjaga auratku tertutup sesuai dengan syariat. I repeat, BELUM ADA dan Insha Allah jangan sampai ada yang menjadi kendala bagi aku untuk berpakaian seperti sekarang. Mungkin karena aku dari awal berhijab memang sudah seperti ini pilihannya ya, jadi aku tidak melihat alasan untuk tidak berhijab syar’i. So, kalo ada yang curhat “ukhti, saya ingin bisa seperti ukhti, tapi bagaimana ya caranya?” Aku pasti akan langsung balik nanya, “memangnya masalahnya ukhti apa sehingga hingga sekarang belum bisa berhijab dengan benar?” Hasil curhat mengkalkulasikan, 98,997896754% ketakutan para ukhti-ukhti sekalian untuk menutup auratnya dengan benar bersumber dari urusan duniawi seperti pekerjaan, jodoh, teman, lingkungan, dan penampilan. Sehingga alasan yang keluar untuk melegitimasi tindakan mereka pun macem-macem, such as belum siap lah, belum dapet hidayah lah, nanti nunggu udah nikah lah, nunggu udah punya anak lah, nunggu anaknya punya anak lagi lah dan sebagainya. Ukhti yang baik, kalau dibilang siap, semua orang juga nggak ada yang siap, sama kaya maut yang menjemput nggak tahu kapan, kita semua tidak ada yang betul-betul siap dalam menghadapinya, justru karena kita belum siap itu, apa yang sudah kita lakukan untuk mempersiapkannya???(oh yes my fav word) Think.

sekarang, mari kita bantai satu persatu alasan duniawi itu tersebut.

1. Pekerjaan : jika pekerjaanmu yang menghalangimu untuk berhijab syar’i, tinggalkan! cari pekerjaan lain yang bisa menerimamu dengan penampilan yang sesuai dengan yang Allah perintahkan. Percayalah ukhti, rezeki itu datang dari Allah, bukan dari boss kalian. dan Allah sudah mempersiapkan rezeki yang terbaik untuk masing-masing umatnya, secara Allah Maha tahu yang terbaik. Allah yang akan guiding kita menuju pintu rezeki kita. Rezeki itu sama seperti jodoh, sudah diatur dan tidak akan tertukar. Jadi, jangan pernah takut kehilangan rezeki apabila kita menjalankan perintah dengan benar. Jika pekerjaan kalian menghalangi kalian menjalankan syariat, sudah jelas bahwa pekerjaan itu bukan pintu rezeki yang terbaik bagi kalian. Rezeki yang halal akan datang dari pintu yang baik, jika ladang rezeki yang kita pilih justru menyulitkan kita untuk menjalankan perintah sang pemberi rezeki, bagaimana kita bisa mengharapkan ridha Allah untuk setiap langkah kita kedepan? yakin nih kalian lebih memilih pekerjaan dibandingan dengan Allah? (x_x tobat cepetan gih, sebelum malaikat izrail says ‘hi, this is your day’) Kalau kalian masih ragu, yakinlah, yang kita inginkan, belum tentu yang kita butuhkan…

2. Jodoh : Alasan paling nggak masuk akal untuk berhijab syar’i yang pernah aku dengar dari beberapa ukhti adalah karena takut sama…. pa.car.nya.. itu ZONK abis asli. Dengernya pengen guling-guling sambil garuk aspal. Mennn… halal belom tapi regulasi udah harus ikutin orang lain??? resmi belom tapi kedaulatan sudah dapat intervensi dari pihak asing?? ini begimana sih? takut mati enggak, takut Allah enggak,  takut kehilangan institusi penghasil maksiat bernama pacar iya. Kurang ZONK apa -__-, lagian siapa suruh pacaran, ribet sendiri kan? pacar ga ada korelasinya sama ketaatan beribadah, yang ditanya di alam kubur nanti itu siapa Tuhanmu, bukan siapa pacarmu.  Lagian ya ukhti, pacarmu nggak seberapa dengan jodoh yang akan Allah persiapkan saat kamu menjalankan syariatnya dengan benar.  Kalian nggak membutuhkan pacar yang semakin menjauhkan kalian dari Allah.

berniaga2

Kebanyakan ukhti-ukhti  sekalian takut ikhwan pada nggak mau dengan ukhti yang berjilbab besar. Katanya kaya guru madrasah lah, kaya terroris lah, terlalu ekstrim lah, nggak menarik lah, kuno, biasak…Yaudah ukhti, biarkan saja mereka yang tidak pernah merasakan indahnya dicintai sama calon bidadari surga ini (amin, ngarep). Tetaplah beristiqamah denga hijab syar’i mu. Hijab mu akan menjadi filter otomatis yang menyeleksi calon imam mu. Kalian kan udah nggak mau dideketin sama yang alay-alay lagi kan? sama kaya rezeki tadi, jodoh juga udah diatur. Allah yang akan menanamkan cinta dihatinya dan dihati kita bagaimanapun kondisinya. Kalau mengikuti perintah Allah aja belum benar, nggak usah mengharapkan dapat jodoh yang benar juga ya, because we got what we deserve. Misal hijab syar’i kita menjauhkan kita dengan ikhwan yang menjadi kecengan kita, yakinlah yang kita inginkan, belum tentu yang kita butuhkan…

do i

3. Penampilan : “ukhti.. nggak kece ah khimarnya biasa banget, kaya guru ku waktu SD..” iyaaa iyaaa aku ngerti sekarang  yang ngetrend pashmina model lilit-lilit dengan bunga segede-gede gaban, buset, itu orang apa lemper pake diliit-lilit? (yang tersinggung berarti ngerasa penampilannya mirip lemper) Yaahh alasan kaya begini juga banyak sih, takut dibilang nggak bisa bergaya, nggak bisa terlihat cantik, dll. Ukhti, kalo ada yang tanya “jilbabmu lebar banget sih, nggak pernah browsing tutorial hijab abad-21 ya??” ya tinggal dijawab, “khimarmu lemper banget sih, nggak pernah baca Al-Ahzab sama An-Nuur ya?” lalu pergi dengan kalem nya. hehehehehehe…..

Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barang siapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan kepadanya di hari kiamat nanti, kemudian membakarnya dengan api neraka

(HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

 

Ya iyalah, masa lebih percaya tutorial nggak jelas yang dibuat dengan tujuan komersil dibandingkan dengan ayat Al-Qur’an yang diturunkan untuk melindungi kita para akhwat? banyak sih yang merasa nggak cantik setelah berhijab syar’i, ya memang bener, karena hijab yang bener itu menjaga dan menutupi perhiasanmu untuk dilihat hanya oleh yang halal. Menjaga eksklusifitas kita sebagai akhwat terhorrrrmat. Bukan malah me replace perhiasan yang kita tutupi, dengan melilit-lilit khimar agar terlihat seperti rambut, menarik, dan dihias macem-macem (itu khimar apa tumpeng?)

BIHM7YlCMAAH9xZ

 

for what gitu loh ukhti, effort banget membuat orang percaya kalo kita itu cantik dan bisa stylish dengan hijab. -_-, yahelah kalo emang cantik,  tanpa effort dandan berlebihan juga orang bakal tetep tahu kita cantik. (orang-orang yang cantik pasti tahu ilmu ini). Cantik sebenarnya itu dari hati ukhti. Sudah bersihkah hatimu sehingga terpancar kecantikan itu diwajahmu? Cantiklah dimata Allah dengan menutup perhiasanmu dengan baik, dibandingkan dengan cantik dimata manusia yang jelas akan pudar seiring berjalannya waktu. Lagipula, apa kita betul-betul perlu terlihat cantik? yakinlah yang kita inginkan, belum tentu yang kita butuhkan…

4. Lingkungan : banyak juga ukhti yang merasa dikucilkan dari lingkungannya karena dianggap mendadak ekstrimis dengan penampilannya berhijab syar’i. Alhamdulilah ukhti, argumen itu tidak terbukti di aku karena justru semenjak aku berhijab, semakin banyak orang-orang baik yang mengelilingi aku. Teman-teman, meskipun background agama dan culture yang berbeda tetap terus support aku dengan penampilan seperti sekarang. Alasannya simple, karena aku tetap menjadi diri sendiri, dan mereka berteman dengan karakterku. Just as I am. Memangnya dengan berhijab syar’i kita mendadak jadi pribadi yang nyebelin? nggak kan? kalau memang lingkunganmu yang menjadi stumbling blocks mu dalam berhijab sesuai syariat, Jelas kan? mereka bukan teman-teman yang baik untukmu. Karena teman dan lingkungan yang baik akan saling menguatkan dalam kebaikan. Remember!! lingkungan, adalah salah satu hal yang ampuh untuk sustain iman kita. Saat kita merasa iman kita ‘turun’, segera cari lingkungan yang baik ! karena semakin sering bergaul dengan orang-orang yang taat, Insha Allah semakin bertambah pula ketaatan kita pada yang diatas. Jadi, misal teman-teman dekatmu menjauhimu karena kamu berusaha taat pada Allah, mungkin memang Allah menginginkanmu untuk ditempatkan di lingkungan pengganti yang lebih baik untuk imanmu. Yakinlah yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan…

5. Ribet : alasan-alasan duniawi lainnya yang agak shallow menurutku adalah ini, males repot.  “ribet ukhti panjang-panjang gitu, aku kan kerja lapangan, aku kan super mobile, aku kan naik motor, jalanan rumahku kan becek, blaa bla bla.. “ Ukhti, kok kalian jadi menyalahkan infrastruktur sih -_-, berhijab ya berhijab aja menaati perintah Allah, pasti ada jalan kok asal kita niat ikutin yang bener. Kalau kalian sehari-hari mobilitasnya pake motor, dibalik gamisnya kan bisa pakai celana yang loose gitu, aurat tetap terjaga, dan tetap aman berkendara. Itu ya kalo alasannya teknis! tapi kalo alasannya ribet, ribetan mana sama khimar lemper dan tumpeng? sampai ada yang memilih shalat tidak tepat waktu supaya bisa shalat dirumah, karena ribet lilit2in khimarnya lagi abis wudhu kalo shalat diluar. Ya siapa suruh ribet sendiri? hijab itu justru makin syar’i makin sederhana, makin simple. Malah enaknya lagi aku kalau shalat ga perlu bawa mukena kemana2.. (win-win solution) lagian sepengalamanku ya, berhijab syar’i sama waktu dulu belum berhijab lebih repot dulu, ya alasannya gara2 dulu kalo mau keluar mesti setengah jam sendiri buat hair do. hahaha…  mungkin kalian yang suka simple dan merasa punya mobilitas tinggi, lebih suka gaya kerudung (istilahku) ala anak s1, pake kaos band lengan pendek, ditutupin cardigan gantung lengannya ditarik-tarik pula, pake jeans, sepatu diinjek belakangnya tanpa kaos kaki dan rambut diiket ditutup khimar selapis yang super nerawang seolah-olah ditempel seadanya dikepala. Taraaa..ready to go. (jangan tersinggung ya, soalnya emang yang biasa berkerudung kaya begini dikampusku yaa anak-anak s1) terus, dimana letak patuh syariatnya? Itu sih cuma nutupin kepala, bukan menutup aurat. Menurut kalian justru kami yang ribet, harus pakai kaos tangan, gamis panjang menjuntai, khimar berlapis-lapis, plus kaos kaki.

dakwa

Percayalah ukhti, keribetan yang kalian kira dalam berhijab syar’i ini sangat sangat worth it dengan reward yang akan Allah berikan karena kita menjalankan perintahnya. Bukankan jauh lebih aman bagi kita saat meninggalkan rumah dalam keadaan taat kepada-Nya? Dalam keadaan berhijab syar’i? Kita nggak pernah tahu loh apakah saat kita pergi dalam kondisi berjilbab s1 tadi (sekali lagi no offence anak2 s1)  bisa-bisa adalah saat terakhir kita meninggalkan rumah. Bukankah jauh lebih baik saat kita menghadap-Nya kita dalam kondisi sesuai syariatnya? Kalian mungkin memang ingin nggak ribet. Tapi tentu kalian butuh pahala dan ridha dari Allah SWT kan? Bagaimana kalau yang kalian inginkan tidak sejalan dengan cara untuk taat kepada Allah? Simply,switch your mind girl. yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan. 

6. Belum banyak koleksi : selama jadi tempat curhat di facebook buat para ukhti, aku juga merangkap jadi brand ambassador dadakan, “uhkti, khimarnya beli dimana? gamisnya bikin sendiri ya? dimana? ukhti itu cara pakai khimarnya gimana? bikinin tutorial dong, ukhti bajunya lucu tapi tetep syar’i, gimana sih cara mix and matchnya?” hahahha.. baiklah masyarakat dunia, sebelum aku jawab, aku ingin menjelaskan bahwa pertanyaan ini muncul karena keterbatasan koleksi menjadi alasan banyak ukhti belum berhijab syar’i. Aku pribadi dari awal memutuskan berhijab syar’i November tahun lalu juga bisa dibilang ngga punya apa-apa sebagai modal berhijab syar’i. Tapi ya nekat aja, karena yakin Allah pasti akan memudahkan. Ukhti, kita kan bisa menyisihkan uang bulanan/gaji kita untuk (istilahku) belanja di jalan Allah, menggantikan pakaian-pakaian lama kita dengan pakaian yang lebih syar’i. Malah enak kan, ada legitimasi untuk shopping!!  Masa beli aipong dan angdroit jutaan dibela-belain sedangkan beli gamis 200-300 ribuan nggak bisa? hayohh ukhti.. semakin banyak hartamu yang dibelanjakan di jalan Allah, semakin Allah akan memperlancar jalan rezekimu, pasti adaaaa aja caranya (win win solution bangettttt makin sering shopping makin tajir!! Allah, betapa baiknya Engkauuuu T.T ) aku merasa semua jalanku dimudahkan. Khimar aku belum pernah beli, semua pake koleksi lamanya mama & kakaku yang berbahan parish. Alhamdulilahnya,  karena udah duluan berhijab dibanding aku, mereka punya semua warna yang match sama baju aku! hahaha.. karena masih pake parish, khimarku aku lapisin 3 supaya nggak nerawang, dan begini cara aku memakainya

478137_564778406882598_1235473782_o

Oiya ngemeng-ngemeng ukhti, koleksi sedikit itu nggak masalah banget kok. Dan nggak jadi pemberat catatan amal burukmu di dunia. Koleksi sedikit nggak jadi penghalangmu masuk surga, nggak jadi patokan ketaatanmu pada-Nya. Contohnya Fatimah AzZahra putri Rasulullah. Salah satu sifat Fatimah itu zuhud, alias tidak silau akan dunia. Boro-boro aipong/angdroit, baju aja, Fatimah cuma punya 2 pasang loh! Subhanallah.. jadi, nggak masalah kan kalau kalian masih belum punya banyak gamis/khimar panjang, Sambil jalan lah ukhti, dikoleksi pelan-pelan, sebulan beli 2 atau 3 misalnya. Dan jangan lupa, yang udah nggak bisa dipake lagi (karena memang nggak syar’i), berarti itu tandanya sudah waktunya menjadi hak orang lain. Sumbangkan saja, pasti Allah akan gantikan dengan pakaian yang jauh lebih baik ^^untuk apa sih menginginkan pakaian yang mahal dan tidak sesuai syariat? kan yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan…

7. Orangtua : aku tempatkan alasan ini terakhir karena jarang sih yang pake alasan ini, karena kebanyakan orangtua justru bangga anaknya bisa behijab syar’i (tuh!  itu tuh  namanya cinta yang tulus, beda kan sama institusi pacaran) but in case ada yang orangtua nya melarang untuk berhijab syar’i, Taatilah Allah ukhti. Hijab syar’i mu akan menyelamatkan ayahmu yang kamu sayangi dari jeratan api neraka. Ucapkan perkataan yang baik pada mereka. Jelaskan bahwa kalian berhijrah karena ingin menaati Allah sepenuhnya. Kalau kalian tahu konsekuensi yang akan ayah/suami/anak laki-laki kalian terima saat kalian keluar rumah tanpa menutup aurat, sudah seharusnya naluri cinta kalian mengantarkan kalian untuk berhijab. Note juga untuk para ikhwan, calon-calon bidadari surga ini, eh ehmmm..  akhwat-akhwat yang menutup auratnya karena alasan sayang kepada ayahnya, adalah calon ma’mum yang ideal. Calon pendamping di dunia dan di akhirat. Coba para ikhwan pikir, sama ayahnya aja dia sayang  banget hingga rela menutup auratnya demi melindungi ayahnya dari siksa api neraka. Apalagi sama kalian nanti? ciieee.. *kibaskhimar .Anyway,  Hormati dan berbuat baiklah pada kedua orangtua kalian, karena itu juga merupakan perintah Allah :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”

(QS. al-Isra: 23)

Namun, Allah juga telah memberikan solusi apabila orangtua kita melarang kita menjalankan syariat dengan benar, seperti firman Allah berikut ini :

 “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai Ilmu tentang itu, maka janganlah kamu menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS. Luqman: 15)

Sooo people, what I’m telling you is, semua alasan yang menghalangi para akhwat sekalian untuk berhijab syar’i, adalah alasan yang bersifat duniawi. Correct me if I’m wrong, kalian tidak ingin meninggalkan hal yang telah membuat kalian nyaman di dunia demi sebuah transisi yang kalian takutkan tidak bisa diterima oleh lingkungan kalian. Berhijab syar’i. Ukhti, mungkin setelah berhijrah kita akan kehilangan sesuatu, atau kita akan kesulitan menggapai beberapa hal (mungkin, karena aku belum kehilangan apapun setelah aku berhijab seperti sekarang). Tapi ukhti, bisa jadi suatu saat kita akan berterimakasih kepada Allah karena Allah tidak memberikan kita hal tersebut. Kita kan nggak pernah tahu apa yang kita inginkan sekarang ternyata adalah hal yang akan kita sesalkan di masa depan. Hal terpenting adalah mengikuti perintah Allah dengan sebenar-benarnya. Karena hanya itulah yang akan memberi kita jaminan kehidupan yang baik di akhirat kelak. Kita memang diwajibkan berusaha, bekerja, dan mencari ilmu di dunia. Tetapi jangan jadikan dunia sebagai prioritas, kalau memang ada syariat yang harus dijalankan, utamakanlah syariat. Dengan mengutamakan syariat, itu tandanya kita mengutamakan Allah diatas segalanya. Dengan mengutamakan Allah diatas segalanya, maka yakinlah Allah akan mempermudah segalanya bagi kita.

“Wahai orang-orang yang beriman! jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”

(QS: Muhammad :7)

Jika memang ada yang akan hilang dari hidup kita karena pilihan kita untuk mengikuti syariat, seperti sahabat dekat, perhatian, (pacar gausah diitunglah, orang emang illegal) atau mungkin pekerjaan, bisa jadi Allah melindungi kita dengan menjauhkan kita dari hal-hal tersebut. Jadi, jangan pernah mengejarnya lagi, karena sesuatu yang lebih baik, sudah menunggu kita diluar sana. Once again, jangan jadikan hal-hal duniawi sebagai alasan kita untuk tidak mengikuti syariat. Al-Qur’an menjelaskan berulang-ulang bahwa kehidupan di dunia ini hanya sebentar. Dunia dan perhiasannya semua hanya sementara dan akan hilang suatu saat nanti. Kejarlah kehidupan yang lebih baik di akhirat, karena itulah yang lebih kekal, dan sebenar-benarnya kehidupan.

 ”Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”.

(QS. Al Mu’min. 39)

”Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti?

 (QS. Al An’aam. 32)

”Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya , sekiranya mereka mengetahui”

(QS. Al ’Ankabuut. 64)

”Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu”

(QS. Muhammad. 36)

Untuk aku pribadi, setelah bertransisi, Aku  merasa hidupku sekarang jauh lebih membahagiakan, meskipun memang banyak yang berubah, tapi aku yakin, hal yang dulu aku inginkan, bisa jadi tidak sebenarnya aku butuhkan. Aku yakin Allah melindungiku dari kehidupan yang mungkin akan aku sesalkan atau yang justru akan menyesatkanku dimasa depan. Saat ini cita-cita terbersarku adalah menjadi muslimah yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, dengan memanfaatkan apa yang sudah Allah berikan untuk aku.. doakan semoga aku selalu beristiqamah dijalan-Nya ya.. 🙂

Sekian postingan ini, semoga bisa menjawab dan menguatkan para muslimah untuk beristiqamah dengan hijab syar’i…. Dadahh.. aku mau siap-siap merpus dulu yaaa.. ada deadline tugas yang harus segera di submit, Wassalam! ^^

10 pemikiran pada “Yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan

  1. Subhanallah… G sngaja air mata berlinang bc postingan ini, dkarenakan keingat sm diri sndiri yg bs dbilang jauh sm Allah, smntara slalu dberi ap yg aq inginkan, kekufuran krna trlmpau bersedih sm hal duniawi, mkasi bu mentri… Atas pencerahannya.

  2. Allah tidak akan memberikan apa yang kita butuhkan dan Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan tapi Allah akan memberikan apa yang dihendaki-Nya mengenai keinginan dan kebutuhan kita.

Tinggalkan komentar